Kanker pada anak menjadi isu kesehatan yang serius di Indonesia, dengan tantangan utama terletak pada minimnya deteksi dini. Meskipun kemajuan dalam pengobatan kanker anak terus meningkat, banyak kasus baru terdeteksi pada stadium lanjut. Hal ini menyoroti urgensi peningkatan kesadaran dan edukasi mengenai kanker pada anak di kalangan masyarakat.
Data Globocan 2020 menunjukkan bahwa setiap tahunnya, terdapat sekitar 11.156 kasus baru kanker anak di Indonesia. Namun, yang memprihatinkan adalah hanya sekitar 20% dari kasus ini yang berhasil terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang memadai. Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum ditemukan di Indonesia.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Penyebab Utama Minimnya Deteksi
Penyebab utama rendahnya angka deteksi dini kanker anak adalah kurangnya kesadaran masyarakat. Ketua Asian Medical Students' Association (AMSA)-Unika Atma Jaya, Elysia Bernadeth, menyampaikan hal ini pada acara Charity Children Carnival (CCC) 2025 di Depok, Sabtu, 11 Oktober. Masyarakat seringkali tidak menyadari bahwa kanker bisa menyerang anak-anak, sehingga gejala awal seringkali diabaikan.
Elysia juga menyoroti adanya stigma dan ketakutan terhadap pengobatan kanker yang membuat beberapa keluarga menunda mencari bantuan medis. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya informasi yang akurat mengenai gejala kanker pada anak, yang menyebabkan penanganan terlambat.
Pentingnya Edukasi dan Program Deteksi Dini
Untuk mengatasi tantangan ini, upaya edukasi yang lebih masif sangat diperlukan. Edukasi harus menyasar masyarakat umum dan tenaga medis di layanan kesehatan primer. Program skrining dan deteksi dini harus diperluas agar lebih banyak anak dapat didiagnosis sejak stadium awal.
Elysia menekankan bahwa deteksi dini meningkatkan peluang kesembuhan anak yang terkena kanker. Hal ini sejalan dengan ajakan Tika Panggabean untuk melakukan deteksi dini kanker. Deteksi dini tidak hanya meningkatkan peluang kesembuhan, tetapi juga mengurangi beban penderitaan bagi anak-anak dan keluarga.
Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker
Selain edukasi dan deteksi dini, penerapan gaya hidup sehat juga sangat penting. Elysia mengajak masyarakat untuk menghindari merokok, makanan bersifat karsinogen dan junk food, paparan radiasi matahari berlebihan, serta rutin berolahraga jalan kaki selama 30-60 menit, 3-4 kali seminggu.
Gaya hidup sehat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terkena kanker. Kombinasi antara deteksi dini, edukasi, dan gaya hidup sehat merupakan strategi komprehensif untuk melawan kanker pada anak.
Charity Children Carnival (CCC) 2025: Upaya Meningkatkan Kesadaran
AMSA-Unika Atma Jaya secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai penyakit yang menjadi perhatian serius, termasuk kanker pada anak. Melalui acara tahunan seperti CCC, AMSA-Unika Atma Jaya berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan dukungan bagi anak-anak yang menderita kanker.
Ketua Penyelenggara CCC 2025, Sarah Loucia, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menghibur anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu, sekaligus memberikan edukasi kepada orang tua dan pendampingnya. Tahun ini, CCC 2025 mengangkat tema "Tiger: Stick Together, Battling Cancer!" yang bekerja sama dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).
Rangkaian Acara CCC 2025
CCC 2025 menghadirkan wadah untuk menciptakan "happy place" bagi anak-anak, memberikan pengalaman yang menginspirasi dan meningkatkan empati mahasiswa kedokteran. Acara ini juga menghadirkan seminar oleh dokter-dokter dengan pakar bidang kanker untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan pendamping peserta.
CCC 2025 memiliki dua rangkaian acara utama: pre-event berupa penyuluhan Childhood Cancer Awareness dan main event pada 11-12 Oktober 2025 dengan beragam aktivitas bermain bersama anak serta seminar oleh dokter spesialis. Acara ini juga membuka donasi untuk mendukung Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).
Keterlibatan Pasien dan Dukungan Komunitas
Ketua Divisi Community Outreach AMSA-Unika Atma Jaya, Angeline Lindsay, menambahkan bahwa CCC 2025 diikuti oleh 32 anak dan 32 pendamping dari Jabodetabek, yang juga pasien dari berbagai rumah sakit, termasuk RSCM, RS Hermina Bekasi, RS Harapan Kita, RSPAD Gatot Soebroto, dan RSUP Fatmawati.
Melalui acara ini, AMSA-Unika Atma Jaya berharap dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi peserta, serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker anak. Slogan "Stick Together, Battling Cancer!" menjadi semangat utama dalam upaya melawan kanker pada anak.
Acara ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap pejuang kanker anak yang terus berjuang melawan penyakitnya. Semoga dengan adanya acara seperti ini, kesadaran masyarakat akan kanker pada anak semakin meningkat dan memberikan harapan bagi para penderita.