Kesehatan mental karyawan kini bukan lagi sekadar isu individual, melainkan telah bertransformasi menjadi aspek strategis yang krusial bagi keberlanjutan dan kesuksesan perusahaan. Perusahaan yang peduli terhadap kesehatan mental karyawannya akan lebih mampu meningkatkan produktivitas, retensi, dan budaya organisasi yang positif.
Hal ini semakin mengemuka seiring dengan perubahan dinamika dunia kerja yang semakin kompleks. Beberapa contoh seperti Polka Wars, The Trees and The Wild, serta Seaside menjadi bukti bahwa kesuksesan dapat diraih bahkan setelah melewati masa hiatus. Prinsip yang sama berlaku dalam dunia kerja: perusahaan yang mampu "bangkit" dengan memperhatikan kesehatan mental karyawannya akan lebih tangguh menghadapi tantangan.
Pentingnya Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Menurut Maharsi Anindyajati, Head of Center for Human Capital Development (CHCD) PPM Manajemen, dalam seminar bertajuk "Beyond Productivity: Mental Health and Safe Work Culture: Membangun Tempat Kerja Sehat, Aman, dan Berdaya Saing" di Jakarta pada Jumat, 10 Oktober, kesehatan mental merupakan aspek strategis dalam keberlanjutan organisasi. Lingkungan kerja yang sehat secara psikologis akan mendorong produktivitas, kolaborasi, dan inovasi.
Seminar tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman organisasi mengenai pentingnya kesehatan mental di tempat kerja. Maharsi juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan kesejahteraan (wellbeing) untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan berdaya saing.
Seminar dan Upaya Meningkatkan Kesadaran
Seminar yang diselenggarakan oleh CHCD PPM Manajemen dalam rangka memperingati World Mental Health Day ini menghadirkan para pakar lintas bidang. Tiga tema utama dibahas untuk memberikan wawasan komprehensif mengenai isu kesehatan mental di tempat kerja.
Tema pertama, "Why Mental Health at Work Matters", membahas urgensi kesehatan mental di dunia kerja bersama Naufal Mahfudz (Chairman Institute for Leadership and Executive Education IPB University) dan Maharsi Anindyajati (PPM Manajemen). Tema kedua, "Workplace Wellbeing: Balance, Resilience, and Sustainable Performance", menghadirkan Jonev Revanches (VP Culture Transformation & Capability Development PT Perkebunan Nusantara III), Miftahuddin Amin (Chief of People & Business Ecosystem Development ParagonCorp), dan Nurlaila Effendy (Ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia).
Tema ketiga, "Preventing Harassment: Protecting Mental Health and Building Trust", menghadirkan Yan Wibisono (Associate Director of Human Resources & General Services McDonald’s Indonesia) dan Reni Kusumowardhani (Ahli Psikologi Forensik dan mantan Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia). Selain sesi seminar, kegiatan ini juga dilengkapi dengan booth Mental Health Tools & Screening.
Fokus pada Wellbeing dan Investasi Jangka Panjang
Maharsi berharap seminar ini dapat menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif bahwa kesejahteraan mental karyawan adalah investasi jangka panjang bagi keberhasilan organisasi. Melalui kegiatan ini, CHCD PPM Manajemen menegaskan komitmen menjadi mitra strategis organisasi dalam menciptakan budaya kerja yang sehat dan aman.
Baca Juga: Kolaborasi PT Mustika Ratu Tbk dan KPK dalam Upaya Pencegahan Korupsi
Di booth Mental Health Tools & Screening, para peserta dapat mengenal berbagai alat ukur kesehatan mental yang umum digunakan di dunia kerja. Mereka juga dapat mencoba self-assessment sederhana dan berkonsultasi dengan tenaga profesional mengenai hasil dan tindak lanjutnya.
Contoh Nyata Komitmen Terhadap Kesehatan Mental
Beberapa perusahaan telah menunjukkan komitmen nyata terhadap kesehatan mental karyawan. PFI Mega Life meraih dua penghargaan bergengsi pada ajang Stellar Workplace Award 2025, yang menunjukkan pengakuan atas upaya mereka dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan.
Coats Group, produsen benang dan komponen struktur untuk industri pakaian dan alas kaki, juga berhasil masuk ke daftar Tempat Kerja Terbaik di Asia 2025 versi Great Place To Work. Hal ini mencerminkan budaya kerja positif yang mereka bangun, yang juga berkontribusi pada kesehatan mental karyawan.
Budaya Kerja yang Mendukung
Penerapan budaya kerja I-care (Integrity, Creativity, Agility, Results, Empowered) juga menjadi contoh bagaimana perusahaan membangun lingkungan kerja yang menghargai karyawan. Otsuka Group, dengan program Mental Ease at Workplaces, menunjukkan komitmen jangka panjang dalam bidang keberlanjutan sumber daya manusia dan kesejahteraan karyawan.
Semua inisiatif ini menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi pada kesehatan mental karyawannya akan menuai hasil positif dalam jangka panjang. Dengan demikian, kesehatan mental bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi tanggung jawab dan investasi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan dan kesuksesan.
Kesimpulan
Kesehatan mental di tempat kerja adalah fondasi penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan. Perusahaan yang mengutamakan kesejahteraan mental karyawan akan lebih mampu menghadapi tantangan bisnis dan meraih kesuksesan jangka panjang.
Melalui berbagai inisiatif seperti seminar, program, dan penghargaan, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental semakin meningkat. Ini adalah langkah maju yang positif menuju dunia kerja yang lebih sehat dan berdaya saing.